|
Pantai Pangandaran di buru wisatawan |
Pangandaran pada awalnya merupakan salah satu bagian dari Pemerintah Daerah
Dati II Ciamis. Setelah adanya pemekaran wilayah, maka Pangandaran saat ini
sudah diresmikan menjadi salah satu Otonomi Baru di Indonesia ini dengan status
Kabupaten Pangandaran. Setelah
perubahan status pemerintahan tersebut, muncul beberapa
pertanyaan, diantaranya:
- Sejauh mana perkembangan kawasan wisata Pangandaran ketika masih berbentuk
pemerintahan tingkat kecamatan dan bagian Pemerintah
Daerah Kabupaten Ciamis?
- Harapan apa
untuk masa depan Pangandaran? Apa perbedaan
“Kecamatan” Pangandaran dengan “Kabupaten” Pangandaran?
A.
Perkembangan kawasan
wisata Pangandaran ketika masih berbentuk kecamatan.
|
Superior Room Hotel Bintang 3 di pantai Pangandaran |
Seperti yang telah kita ketahui, Pangandaran sejak
jaman dahulu hingga Desember 2011
lalu, merupakan bagian pelengkap dari Pemerintah Daerah atau Dati II atau Kabupaten Ciamis. Dimana Pangandaran hanya sebagai sebuah
pemerintahan daerah tingkat III atau kecamatan ini tidak bisa berkembang dengan
sesuai dengan harapan sebagian banyak warganya. Maksudnya, saat itu Pangandaran
untuk segala sesuatunya masih harus menunggu intruksi dari Pemerintahan Daerah
Tingkat II Ciamis. Baik segi pengembangan daerahnya (BANGDA), peningkatan
ekonominya, pengelolaan infrastukturnya serta pengelolaan sumber daya alamnya.
Sehingga, Pangandaran dan kota
kecamatan lainya seperti Kecamatan Parigi, Kecamatan Cigugur, Kecamatan
Cijulang, Kecamatan Cimerak dan kecamatan-kecamatan lainnya bekerja
sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan masing-masing kecamatan tentunya. Salah
satu contoh, berdasarkan pengamatan penulis, perkembangan kepariwisataan di
kawasan Ciamis Selatan ini terlalu terfokus ke kecamatan Pangandaran dengan
pembangunan berbagai pendukung kepariwisataan itu sendiri. Sedangkan obyek
wisata yang bertebaran di berbagai kecamatan selain Pangandaran itu seperti
kurang terperhatikan.
Seperti pembangunan perhotelan dan penginapan terfokus di kota Pangandaran
saja sedangkan di obyek wisata lainnya jarang bahkan tidak bisa ditemukan. Hal
tersebut memicu ketidakseimbangan perkembangan kepariwisataan di kawasan Ciamis
Selatan ini. Padahal disinilah perlunya peran pemerintah daerah saat itu Dati
II Ciamis untuk terus mendukung semua kecamatan khususnya yang memiliki sumber
daya alam yang bisa dikembangkan khususnya bidang kepariwisataan diberikan
motivasi untuk mengembangkan dirinya sendiri dengan didatangkan para investor
untuk mengembangkan wilayah lain selain kota Pangandaran.
|
Dermaga di Cukang Taneuh Green Canyon |
Penulis melihat para pemilik modal
lebih memilih kota Pangandaran sebagai tujuan menginvestasikan modalnya
ketimbang obyek wisata lain. Mungkin hanya obyek wisata Batukaras saja yang
baru bisa mulai “meniru” pengembangan obyek wisatanya walaupun terlihat
kesannya terlambat. Tapi tidak masalah, lebih baik terlambat daripada tidak
sama sekali. contohnya tempat kuliner dan
hotel. Sehingga jika datang musim liburan, kota wisata Pangandaran menjadi
sumpek, macet, dan terlihat kumuh akibat berjubelnya ribuan pengunjung serta
tidak tertatanya parkir kendaraan para pengunjung itu sendiri, sehingga para
tamu dengan kendaraannya malah menambah kemacetan dengan berputar-putar hanya
mencari lahan parkir yang sesuai dan dekat dengan hotel/penginapan atau tujuan
liburan mereka.
Contoh lain, perbaikan infrastuktur
sebagai penunjang terhadap perkembangan wilayah dan ekonomi khususnnya ekonomi
kepariwisataan tersebut sering tidak seimbang seperti banyaknya jalan raya
sebagai penunjang kelancaran bertranportasi ke arah obyek wisata lain menjadi
terhambat akibat jalan raya banyak yang berlobang (kalau tidak mau dikatakan rusak). Hal ini mengakibatkan perjalanan
para pengunjung menjadi terhambat dan pengunjung lebih memilih “hanya” di
Pangandaran saja ketimbang ke obyek wisata lain yang tentunya akan memakan
waktu yang lebih lama di perjalanan. Sedangkan pengunjung itu sendiri harus
berbagi waktu dengan jadwal liburan mereka. Padahal jika kita amati, kelancaran
transportasi ke berbagai obyek wisata lain dengan sendirinya akan menambah
pemasukan bagi Pemerintah Daerah.
Pembangunan dan perbaikan infrastuktur
seperti jalan raya ini hanya di sekitar area Pangandaran saja. Jalan raya
Pangandaran hingga Cikembulan diperbaiki dan sudah bisa digunakan, namun untuk
jalur Cikembulan hingga Parigi bahkan Cimerak masih berlobang. Walaupun sudah
ada perbaikan secara tambal sulam, namun hal ini tetap masih menyisakan masalah.
Karena tidak meratanya perbaikan jalan tersebut. Untuk saat ini saja, jalur
Parigi ke Green Canyon khususnya masih banyak lobang-lobang di jalanan.
Khususnya dari jalur Margacinta hingga Cijulang terbilang rusak parah. Hal ini
tentunya akan membuat terhambatnya alur tranportasi ekonomi khususnya ekonomi
kepariwisataan di wilayah tersebut. Padahal semua penghasilan daerah itu
menjadi ladang untuk pemasukan kas Pemerintah Daerah Dati II Ciamis.
Semua hal di atas menggambarkan betapa kurang
terkoordinasinya pengelolaan kepariwisataan di Pangandaran dan sekitarnya, (saat itu). Harus diingat bahwa semakin
lancar jalur tranportasi ke daerah (obyek wisata) di Pangandaran dan sekitarnya
maka semakin tinggi pemasukan untuk kas daerah.
B. Harapan
apa untuk masa depan Pangandaran?
|
Pantai Bojong Salawe belum "tersentuh" |
Ada satu pertanyaan yang mudah ditanyakan namun sulit untuk dijawab yaitu
bagaimanakah masa depan kepariwisataan di Pangandaran dan sekitarnya? Perkembangan kawasan wisata Pangandaran dan sekitarnya setelah berubah
otoritas pemerintahan dari kecamatan
Pangandaran menjadi Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran tentunya sudah harus
dipikirkan sejak sekarang. Walaupun Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran
mulai efektif tahun 2015 mendatang namun sedikit demi sedikit visi misi
Pangandaran sebagai sebuah otonomi baru Kabupaten Pangandaran harus disusun dan
dijalankan.
Bagaimana visi
misinya ke depan? Pangandaran sebagai Otonomi Baru Kabupaten
Pangandaran harus sejajar dengan Pemda-Pemda lain di Provinsi Jawa Barat
khususnya, di Republik Indonesia pada umumnya. Modal utamanya sudah ada dan
banyak yakni sumber daya alam yang cantik dan mempesona bagi para pelancong
yang tersebar di beberapa kecamatan selain Pangandaran. Jadikan Pangandaran dan
sekitarnya sebagai kawasan wisata terpadu yang cantik dan tertata rapi.
Jadikanlah Pangandaran bagaikan kota wisata Bali, walaupun pada intinya
Pangandaran saat ini sering dikatakan Bali-nya Jawa Barat ini.
Ada beberapa konsep yang dapat
mendukung ke arah Pangandaran sebagai kota wisata harapan di masa depan, yaitu
Kawasan Wisata Terpadu yang cantik dan tertata rapi dengan indikator:
1.
Pilihlah
pemimpin yang tegas, berani, bijaksana dan jujur serta mengayomi kepada
masyarakat, yang mampu memberikan komando ke arah perubahan Kabupaten
Pangandaran dimasa akan datang.
2.
Penataan
kembali tata kota Pangandaran sebagai kota wisata idaman bagi para calon
pengunjung/tamu.
3.
Gali kembali
budaya asli kota Pangandaran dan sekitarnya sebagai penarik minat para calon
wisatawan
|
Resto di hotel bintang 3 pantai Pangandaran |
Untuk meraih mimpi Pangandaran menjadi kawasan wisata impian ini, pertama,
tentunya Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran harus di pimpin oleh seorang
pemimpin yang tegas, berani namun bijaksana dan jujur serta dapat mengayomi
masyarakat. Pemimpin seperti ini terlalu ideal tentunya, namun dari sekian
ratus ribu penduduk di Kabupaten Pangandaran kita harus yakin bahwa masih ada
figur pemimpin seperti itu. Karena pemimpin seperti itulah yang diyakini mampu
membawa perubahan terhadap kemajuan Kabupaten Pangandaran. Tidak perlu seorang Jenderal,
profesor atau laiinya. Seorang petani pun jika memiliki idealisme yang tinggi
serta tegas, berani, jujur dan bijaksana saya yakin diapun mampu memimpin
Kabupaten Pangandaran tersebut. Jadi siapun yang maju harus memiliki
indikator-indikator kepemimpinan tersebut.
Kedua, jika sudah terpilih pemimpin
ideal tadi maka ditangannya cara berpikir untuk menuju Kabupaten Pangandaran
yang baru akan terwujud. Dimulai dengan penataan kembali kota Pangandaran dari
pola pikir bekerja masing-masing atau pribadi menjadi pola pikir bekerja untuk
kemajuan masyarakat umum. Mulai dari tingkat Lurah/Kepala Desa agar berani
menunjukkan untuk memulai perubahan menata tata kota yang ada di Desa/Kelurahan
Pangandaran dan sekitarnya untuk bersatu padu dengan tokoh masyarakat lain untuk
meyakinkan masyarakat pada umunya akan pentingnya penataan kota Pangandaran
yang baru ini. Caranya:
a)
Tidak ada
lagi mementingkan kepentingan pribadi atau segelintir kelompok disitu, tapi
semuanya harus berpatokan untuk kepentingan umum.
1)
Penataan
kembali jalur hijau dan pesisir pantai untuk tidak digunakan sebagai lahan
usaha (Pedagang Kaki Lima) yang membuat kesan kumuh – Relokasi PKL -.
2)
Penataan
kembali system blok area lokasi hotel atau penginapan yang berada di sepanjang
pesisir pantai baik yang ada di pantai timur dan barat Pangandaran atau di
sekitar obyek wisata lainnya seperti pantai Batukaras.
b)
Disediakan
lahan parkir yang luas dan memadai serta di kelola secara profesional yang
berlokasi “harus” di luar area obyek
wisata Pangandaran. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan serta
kesemrawutan transportasi baik saat low
season maupun high season
sehingga mampu membuat para tamu atau pengunjung berlibur dengan santai dan
nyaman untuk menikmati obyek wisata di kota Pangandaran khususnya, dan obyek
wisata lain di sekitar Pangandaran.
c)
Disediakan
alat transportasi (jemputan) bagi calon pengunjung oleh pengelola perhotelan
atau penginapan di masing-masing hotel bersangkutan sehingga menunjukkan adanya
layanan prima dari pengelola hotel/penginapan bahkan disediakan kendaraan
gratis oleh pengelola obyek wisata bersangkutan misalnya obyek wisata Pangandaran
untuk melayani para pengunjung di obeyk wisata tersebut sehingga para tamu
tidak keberatan untuk memarkir kendaraan pribadi atau sewa mereka di lahan
parkir yang berada di luar obyek wisata tersebut, seperti contoh mobil
pariwisata gratis seperti di Taman Mini Indonesia Indah untuk sekedar berputar
mengelilingi pojok-pojok area wisata di kota wisata tersebut.
d)
Dibangunnya
tempat istirahat sekelas hotel dan penginapan di semua obyek wisata yang ada, selain
kota wisata Pangandaran seperti, pantai indah Batuhiu, pantai indah Bojong
Salawe, Cukang Taneuh-Green Canyon, pantai indah Batukaras, pantai Bulak Benda,
pantai Madasari atau pantai indah Keusik Luhur. Sehingga memberikan alternatif
tempat istirahat bagi pengunjung di beberapa obyek wisata itu. Apalagi jika
obyek wisata Pangandaran sedang full pengunjung, maka pengunjung lain pun bisa
mengalihkan tempat istirahatnya di obyek wisata lainnya.
|
Deluxe Room Hotel Bintang 3 di pantai Batukaras |
Khususnya di pantai indah Batukaras
ini, sudah mulai terlihat ada perkembangan dari tiap tahunnya. Saat ini sudah
mulai banyak berdiri beberapa tempat menginap sekelas hotel bintang 3 seperti
Java Cove Hotel, Pondok Putri Hotel atau penginapan lain seperti Bungalows, Bintang
Labuan, Sindang Asih, Riverside Panireman di sisi Sungai Curug serta mulai
munculnya guesthouse di area pemukiman penduduk di pantai Batukaras. Serta di
obyek wisata ini sudah banyak berdiri beberapa resto kuliner yang dapat
memanjakan lidah para pengunjung. Memang itulah harapan penulis, bahwa di setiap
obyek wisata diharapkan banyak berdiri beberapa tempat istiraht lengkap dengan
kulinernya sebagai pendukung perkembangan kepariwisataan di obyek wisata
bersangkutan.
Ketiga, untuk perubahan kota wisata khususnya di
Pangandaran ini yaitu seluruh lapisan masyarakat bekerja sama dengan pemerintah
setempat untuk menggali kembali kebudayaan-kebudayaan asli masyarakat setempat
dan diperkenalkan kembali kepada khalayak ramai bahwa di Pangandaran atau kota
wisata lain di sekitar Pangandaran memiliki budaya asli yang memiliki nilai
jual dan bisa diperkenalkan kepada para pengunjung, sehingga menjadi daya tarik
sendiri sebagai penarik minat para wisatawan untuk berlibur di kota wisata
Pangandaran dan sekitarnya ini. Budaya-budaya lawas khas Pangandaran dan
sekitarnya penulis yakini masih banyak yang belum di gali. Janganlah hanya
terfokus pada acara pesta laut dan pesta layang-layang yang saat ini masih jadi
primadona budaya penarik minat wisatawan. Itu pun hanya setahun sekali bisa di
pertontonkan. Seyogyanya, budaya asli khas masyarakat bersangkutan bisa
dipamerkan setiap saat, dengan di perkenalkan di setiap tempat istirahat
sekelas hotel atau penginapan atau di pamerkan saat musim liburan tiba seperti
liburan sekolah, liburan lebaran (Iedul Fitri) atau liburan akhir tahu. Ini
diyakini dapat menarik minat para calon pengunjung ke kota wisata Pangandaran
dan sekitarnya.
|
Suite Group di hotel bintang 3 pantai timur Pangandaran |
Namun hal ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah setempat sendirian tanpa
dukungan masyarakat itu sendiri. Atau sebaliknya. Jadi harus adanya koordinasi
dan kesepahaman secara continue dari berbagai lapisan masyarakat dengan
pemerintahan sehingga pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan bersama bagi
pemerintah dan juga masyarakat di daerah obyek wisata tersebut. Hal ini bukan
hanya untuk pengembangan kota wisata Pangandaran semata tapi berlaku untuk
semua obyek wisata yang berada di sekitar Kabupaten Pangandaran tentunya,
sehingga kota wisata Pangandaran dengan kota wisata lainnya di sekitar
Kabupaten Pangandaran tidak akan terlalu jauh berbeda istilah lainnya tidak “jomplang” antar obyek wisat satu dengan yang
lain.
Itulah yang diharapkan Pangandaran
dan sekitarnya menjadi kawasan wisata terpadu yang cantik, dinamis dan mandiri
yang mampu menyumbang memberikan masukan pendapatan baik untuk masyarakat
sekitarnya maupun untuk kas pemasukan Pemerintah Daerah. Itulah mungkin perbedaan “Kecamatan” Pangandaran dahulu dengan “Kabupaten” Pangandaran masa mendatang. Semoga hal ini bukan hanya sebuah harapan semata namun bisa
di realisasikan dan semoga jika ada calon pejabat pemerintah di Kabupaten
Pangandaran ini tergerak hatinya untuk memulai mengadakan perubahan untuk
jayanya Kabupaten Pangandaran. Itulah sebuah asa, sebuah harapan untuk kejayaan
Pangandaran dan sekitarnya di masa yang akan datang. Semoga
saja.....amin...amin...amin ya robbal ‘alamin.
Berminat ke Pangandaran atau Cukang Taneuh Green Canyon? Sagara Kidul Adventure menyediakan paket wisata menarik namun terjangkau hubungi di +6281-212-021-424 dengan Harli