Minggu, 10 Juli 2011

Pesona (Lain) Cagar Alam Pangandaran

Bicara keindahan panorama alam Pangandaran memang tiada habisnya. Keindahan pantainya, keragaman penduduknya, keunikan serta ragam macam aktivitas yang dapat anda ikuti di tempat wisata sangat  menggoda dan akan memanjakan para pengunjung yang berkunjung dan berlibur di sana. Salah satu obyek wisata yang ada di kota Pangandaran diantaranya Cagar Alam Pangandaran (CAP) dan Pantai Pasir Putih (PPP, bukan partai politik).
Salah satu pohon yang dilindungi di Cagar Alam
Cagar Alam Pangandaran (CAP) berada di sekitar teluk Pananjung, dengan berbagai macam habitat di dalamnya, dari tumbuhan yang dilindungi serta hewan yang sangat dilindungi ada di dalam Cagar Alam Pangandaran ini.  Untuk masuk ke obyek wisata Cagar Alam Pangandaran ini pengunjung harus membayar tiket yang relatif murah. Cukup merogoh recehan Rp. 8.000,- per orang per sekali masuk. Untuk kendaraan besarnya tiket masuk ke Cagar Alam hampir sesuai dengan biaya masuk ke lokasi pantai Pangandaran. kendaraan kecil sejenis Kijang tiketnya Rp. 35.000,-. Kendaraan L 300 sekitar Rp. 45.000,- dan kendaraan sejenis Bus Medium pariwisata sekitar Rp. 60.000,- sedangkan untuk kendaraan sejenis Big Bus Pariwisata semacam HIBA sekitar 120.000,-. Kendaraan pengunjung bisa di parkir di tempat parkir yang relatif luas, sehingga cukup aman untuk memarkir kendaraan anda (pengunjung). Di lokasi wisata Cagar Alam Pangandaran ini, terdapat beberapa situs purbakala yang dapat dikunjungi wisatawan. Selain itu terdapat pula beberapa goa bersejarah peninggalan penjajahan Jepang saat Perang Dunia II. Dari lokasi Cagar Alam Pangandaran ini. Pengunjung dapat pula melihat dengan leluasa seluruh pesisir pantai Barat dan pantai Timur Pangandaran dari atas bukit yang ada di lokasi Cagar

Bukit di lokasi Cagar Alam
Alam Pangandaran ini. Sungguh indah jika anda dapat menikmati pemandangan gulungan ombak saling kejar mengejar menuju pantai, hamparan buih ombak pantai Pangandaran ini dari atas bukit yang ada di dalam Cagar Alam itu. Jika anda beruntung, diperbukitan ini juga anda dapat melihat salah satu hewan yang di lindungi Pemerintah yaitu Banteng Liar. Jika anda bernyali, anda juga dapat bercengkrama dengan hewan galak tersebut. di perbukitan ini biasanya digunakan untuk pengambilan gambar sebagai back ground layar putih. Biasa di perbukitan ini digunakan sebagai back ground cerita-cerita film persilatan atau action. Misalnya Pendekar Kelabang Seribu (Barry Prima, Advent Bangun dan Rosaline). Cerita kerajaan Galuh, dalam kumpulan film Saur Sepuh seri I hingga seri ke V, Satria Madangkara (Fendy Pradana, Elly Ermawati, dll.)                 

Gua Jepang saksi bisu bengisnya penjajah Jepang
Dilokasi Cagar Alam Pangandaran ini ada beberapa gua bekas penjajahan Jepang saat Perang Dunia II. Gua tersebut sampai sekarang masih berdiri kokoh. Di sinilah para Romusha bekerja membuat benteng pertahanan penjajah Jepang di Laut Selatan, sekaligus sebagai penjara mereka dari kekuasan penjajah Jepang. Sungguh mengerikan. Gua ini sebagai saksi bahwa penjajahan Jepang itu tidak hanya terpusat di Jawa Tengah dan Jawa Timur saja. Namun di Jawa Barat pesisir selatan pun ikut jadi korban keganasan tentara Jepang dengan membentuk Romusha (orang pribumi yang ditangkap, disuruh kerja paksa) oleh tentara Jepang.

Mulut Gua Jepang
Dalam gambar sebelah, seorang pengunjung (anak kecil) mencoba masuk ke Gua Jepang ini untuk sekedar melihat betapa sakit dan pedihnya orang-orang pribumi (kita) membuat penjara untuk dihuni oleh mereka sendiri, selain untuk tempat perlindungan tentara Jepang dari serbuan musuh. Di dalam gua Jepang ini anda akan mendapati sebuah gua yang penuh dengan lika liku belokan ke kanan dan ke kiri yang di design agar para tahanan, romusha akan kebingungan menuju ke luar gua, sehingga sungguh sulit bagi para tahanan (tawanan perang, pekerja Romusha ) untuk melarikan diri dari gua Jepang ini.
Salah satu lorong di dalam Gua Jepang
Salah satu terowongan di gua Jepang ini cukup sulit jika anda (pengunjung) berdiri tegak, dikarenakan ukuran tinggi gua Jepang tidak sesuai dengan ukuran normal manusia saat ini, atau mungkin orang-orang (tentara) Jepang saat itu (Perang Dunia II) berukuran kecil (pendek). Sehingga jika anda masuk ke dalam gua Jepang tersebut akan kesusahan untuk berdiri tegak, cukup dengan berdiri agak membungkuk, supaya kepala anda tidak terantuk ke dinding atas Gua Jepang tersebut. Dalam gua Jepang ini, para pengunjung akan mendapati sejumlah ruangan berukuran kecil kurang lebih 2M x 1.5M serta ketinggian kurang lebih 160 cm. Terbayang jika anda (kita) berada di dalam gua Jepang tersebut yang hidup berbulan-bulan atau mungkin tahunan. Sungguh tersiksa, tanpa penerangan.

Kondisi Gua Parat saat ramai di kunjungi wisatawan.
Selain Gua Jepang, di Cagar Alam Pangandaran ini terdapat pula gua lain yang lebih dikenal dengan nama Gua Parat dan Gua Rengganis. Di samping ini merupakan foto dari kondisi di Gua Parat saat ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Di dalam Gua Parat ini para pengunjung dapat menikmati keindahan stalagtit dan stalagmit yang sangat menonjol di gua Parat ini. Di Gua Parat ini pun pernah dan sering digunakan untuk dijadikan background pengambilan gambar dalam layar lebar, seperti salah satu latar yang diambil, ada di film Pendekar Kelabang Seribu. Untuk bisa menembus panjangnya lorong atau terowongan Gua Parat ini di lokasi ini biasanya ada beberapa orang yang dengan sengaja menyewakan 

Mulut Gua Parat dengan tangga daruratnya.
lampu petromax, atau lampu senter sebagai penerangan di dalam melewati lorong Gua Parat ini. Gua Parat ini di mulai dari dekat pantai yang berada di kawasan pantai Timur Pangandaran dan berujung di sekitar tempat masuk ke arah kawasanCagar Alam. Cukup panjang lorong gelap yang harus dilalui, jika pengunjung ingin menikmati keindahan stalagtit dan stalagmit di Gua Parat ini. Namun untuk memasuki gua Parat ini, para pengunjung harus melewati tangga darurat yang disediakan oleh pengelola Kawasan Cagar Alam ini. Dan harus hati-hati, dikarenaka tingginya tangga yang harus dileawati lumayan tinggi. Mungkin tidak masalah untuk kaum pria, namun kan jadi masalah untuk kaum perempuan, apalagi jika sudah dimakan usia harus ada yang membantunya supaya tidak tergelincir dari tangga. Cukup

Salah satu lorong di Gua Parat
mengkuatirkan memang jika melihat tangga yang disediakan untuk turun naik pengunjung dalam mengunjungi salah satu gua yang ada di Kawasan Cagar Alam ini. Inilah salah satu lorong yang harus di lalui para pengunjung untuk memasuki dan menembus gua Parat ini. Sebaiknya pengunjung menyewa lampu atau senter untuk penerangan seperti dalam gambar di samping ini. Karena kadang di dalam gua Parat ini ada area yang luas dan area yang sempit untuk di lalauinya. namun tinggi dinding atas gua Parat ini cukup leluasa untuk berdiri tegaknya para orang dewasa. Tidakseperti di dalam gua Jepang tadi. Biasanya sewa lampu atau senter tidaklah terlalu mahal rentangannya per rombongan cukup merogoh kocek Rp. 5.000,- hingga Rp. 10.000,- cukup murah bukan?

Rusa penunggu kawasan Cagar Alam Pangandaran
Salah satu keunikan di dalam kawasan Cagar Alam Pangandaran ini adalah banyaknya hewan-hewan yang dilindungi oleh Pemerintah, seperti Banteng liar, Rusa, Lutung dan Kera. Untuk Banteng dan Rusa mungkin tidak sebanyak habitat lutung atau rusa. Banteng bisa dihitung dengan jari, rusa mungkin agak lebih banyak sedikit. Sedangkan untuk kawanan lutung dan kera di kawasan Cagar Alam Pangandaran ini sangatlah banyak. Sehingga jika anda (pengunjung) tidak berhati-hati saat bersantai di kawasan Cagar Alam ini, bisa-bisa barang makanan atau minuman yang dibawa oleh pengunjung dengan tanpa ditutupi atau disembunyikan dalam kantong (tas) maka

Sekawanan lutung di jalanan di kawasan Cagar Alam
kawanan lutung dan kera akan menghadap dan mencoba untuk merampas barang bawaan anda. Seperti yang pernah saya alami. Saat saya sedang santai dan asyik mengitari kawasan hutan Cagar Alam, bawaan (tentengan) di kantong plastik dengan isi mangga dan buah kedondong dirampas oleh sekawanan kera yang datang dari samping jalan dan keluar dari balik semak-semak yang begitu lebat. Saya hanya terkekeh-kekeh saat melihat kelucuan tingkah polah kera-kera tersebut. Asalkan kita tidak mengganggu mereka, maka mereka pun akan memperlihatkan persahabatannya dengan kita. Namun jika kita berusaha mengganggu habitat mereka, seperti melempar dengan batu atau kayu maka mereka akan

Seekor monyet yangberhasil merampas botol minuman dari pengunjung
berbalik menyerang kita. Saya pernah alami juga, ketika saya bercengkarama dengan sekawan kera di pantai Pangandaran, saya biasa memberi sekawanan kera itu dengan kacang-kacang kesukaan kera. Suatu saat krtika si Raja Kera datang dan mengunyah kacang pemberianku, saya iseng mencoba memegang ekor kera tersebut. Dan apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Raja Kera (besar sekali) menyeringai dan mneyrang saya, serta merta kawanan kera lainnya yang tanggung dan yang kecil pun ikut mengeroyok saya, sehingga saya kewalahan dan panik. Karen akaki saya telah digigit oleh kera besar tadi. Untung saja di lokasi kejadian ada seorang pawang kera atau mungkin orang yang telah mengetahui kelemahan kera. Akhirnya saat 

saya seketika teriak minta tolong: tooll..oong..saat itu ada bapak-bapak separuh baya mencoba menghardik kawanan monyet itu dari badan saya dengan sebuah lidi. Dan Alhamdulillah kawanan monyet itu bubar. Namun kaki kiri saya terkena gigitan kera besar tadi dan menembus sampai dagingnya, padahal saya saat itu menggunakan celana jeans. Cukup terasa efek gigitan kera tersebut. Walaupun saya sudah berobat ke Puskesmas terdekat, namun bekas gigitan monyet besar itu berhasil membuat saya panas dingin sekitar 3 hari 3 malam. Cukup menggelikan jika ingat kejadian itu. Seperti yang saya uraikan tadi tidaklah semua hewan yang ada di kawasan Cagar Alam Pangandaran ini berperangai baik (jinak), namun ada juga yang buas (galak)

Sekawanan lutung di Cagar Alam
tergantung anda (pengunjung) memperlakukannya bagaimana. Jika anda (pengunjung) bisa berlaku baik dan menghargai mereka dengan tidak berbuat iseng (seperti yang saya lakukan) maka meeka akan terlihat begitu mengasyikan. Kita dapat bercengkrama, dapat menikmati keindahan alam kawasan Cagar Alam dengan diselingi tingkalh polah lucu dari para hewan (habitat) yang ada di dalamnya. Kita manusia punya rasa dan akal, dan mereka pun punya rasa walaupu tidak berakal. Jadi nikmatilah berkungjung ke kawasan Cagar Alam Pangandaran dengan sepenuh hati tanpa harus mengganggu habitat yang ada di dalamnya. Cukup saya yang jadi korban hasil keisengan saya sendiri...he...he.....Di lokasi cagar Alam ini banyak juga tumbuhan-tumbuhan yang di lindungi oleh Pemerintah, sehingga para pengunjung di himbau untuk tidak melakukan perusakan di kawasan hutan lindung itu. Misalnya membabat pohon demi, membutuhkan kayu sekedar untuk acara bakar-bakar ikan atau ayam. Hal ini tidak diperbolehkan karena akan mengganggu suasana penghuni kawasan Cagar Alam Pangandaran tersebut. Selain itu, di kawasan Cagar Alam ini terdapat pula salah satu lokasi yang patut anda kunjungi. Yaitu air terjun yang bermuara ke laut lepas. 

Air Terjun di Cagar Alam Pangandaran
Setahu saya, baru air terjun ini yang ada di Ciamis Selatan. Air terjunnya langsung menuju laut pantai selatan. Airnya sungguh dingin, walaupun berada di sekitar pantai Pangandaran, air terjun ini kemungkinan berasal dari mata air yang terdapat di Gua Rengganis. Dimana, (menurut mitos) jika anda pengunjung membasuh muka dengan air dari Gua Rengganis ini maka muka anda akan terlehat berseri-seri (kalau punya duit), atau akan terlihat awet muda (bagi yang lagi kasmaran). Terserah anda pengunjung, percaya atau tida (bilieve or not) hanya anda yang dapat membuktikannya. Itulah sekilas pesona lain dari kawasan Cagar Alam Pangandaran di www.Wisata Air Pantai pangandaran.blogspot.com. Sebagian pictures dari mypangandaran.


Jika anda ingin berwisata ke Green Canyon dan Pangandaran sekitarnya, kami siap membantu hubungi saja Harli di +6221 9414 5160, +6221 454 99 676